Minggu, 18 April 2010

PERILAKU PRODUSEN N PERILAKU KONSUMEN


Sebenarnya Apa sih yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen?

setelah sekian jam berkutat mencari definisi prilaku konsumen, ahirnya ketemu juga. Apa sie Prilaku konsumen itu? Prilaku konsumen adalah Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Atau bisa juga dibilang Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Pada dasarnya hal yang dibahas dalam Ekonomi Mikro adalah masalah pemilihan (choice) yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok (masyarakat) dalam mengalokasikan sumber-surnber ekonomi (resources) sebagai alat pemuas kebutuhan kebutuhan manusia baik sebagai konsumen yang menginginkan kepuasan maksimum dan produsen yang menginginkan keuntungan maksimum . Dalam hal ini individu-individu ataukelompok tersebut dihadapkan pada penggunaan alternatip barang-barang dan jasa serta faktor produksi yang tersedia dalam jumlah terbatas (langka-scarcity) yang mungkin bersifat normal ataupun bersifat publik (norm al goods and public goods).
Individu-individu diatas secara garis besar dapat diklasifikasikan kedalam :
(1). Rum ah tangga(household)
(2). Perusahaan(business).

ELASTISITAS HARGA SILANG
Perubahan jumlah barang itu sendiri yang diminta oleh konsumen. Bagaimana perubahan harga barang lain terdapat jumlah suatu barang yang diminta. Adanya dampak perubahan jumlah  harga barang  yang diminta sebagai akibat perubahan harga barang lain diukur dengan ELASTISITAS HARGA SILANG yang menunjukan derajat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga barang lain. Addanya perubahan harga barang lain, misalnya penurunan harga barang lain, akan menyebabkan pergeseran kekiri atas atau kekanan bawah kurva permintaan suatu barang.
            Dari definisi elastisitas harga silang akan dapat diklasifikasikan hubungan antara suatu barang dengan barang lainnya, apakah substitusi (saling mengganti) atau komplementer (sama-sama dipakai bersama).
Kalau elastisitasnya atau bertanda  POSITIP, maka hubungan kedua barang tersebut X & Y adalah substitusi artinya kenaikan / penurunan harga barang X atau Y akan diikuti oleh kenaikan / penurunan jumlah barang Y atau X yang diminta. Dan sebaliknya kalau elastisitnya atau bertanda NEGATIF, maka hubungan kedua barang tersebut X & Y adalah komplementer artinya kenaikan / penurunan harga barang X atau Y akan diikuti oleh penurunan/kenaikan jumlah barang Y atau X yang diminta.

ELASTISITAS HARGA
Pada awal pembicaraan tentang permintaan telah disinggung tentang elastisitas pendapatan yang mengukur kepekaan perubahan jmlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan pendapatan. Dalam sub-bab ini akan diaplikaskan konsep tersebut pada perubahan harga yang menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta. Konsep ini disebut sebagai ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN yang didefinisikan sebagai derajat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga.
            Sebagaimana dikatakan dalam hokum permintaan yaitu adanya hubungan negatip (inverse) antara harga dengan jumlah barang yang diminta. Ini berakibat bahwa elastisitas harga bertanda negatip artinya kenaikan harga suatu barang ceteris paribus, akan menurunkan jumlah barang yang diminta sebaiknya penurunan harga suatu barang. Ceteris paribus,jumlah barang yang diminta naik. Elastisitas adalah ANGKA MURNI (PURE NUMBER), tidak ada satuannya.

ELASTISITAS DAN TOTAL PENDAPATAN
dengan menggunakan rumus sumbu horizontal dan sumbu vertikal, dapat diketahui bahwa sepanjang satu kurva permintaan linear mempunyai elastisitas yang berbeda.
Akan tetapi kalau bergerak ke bawah maka besarnya elastisitas menjadi berkurang karena 0<-1 dan kalu bergerak keatas akan semakin besar karena -1<-.
Atau dengan perkataan lain, diatas harga P1 elastisitas lebih besar 1 atau elastisitas dan dibawah harga PI elastisitas sama dengan 0(nol).
Cardinal vs ordinal utiliti
Teori utiIiti pada awalnya dikem bangkan berdasarkan suatu ukuran tertennryang pada awalnya satuannya adalah "UTIL" untuk m engukur besarnya kepuasan atau utiIiti. Sehingga dimungkinkan bahwa gembus pertama menghasilkan kepuasan 4 util dan tempe pertama menghasilkan kepuasan 6 util. Ukuran sepertiini dikenal dengan nama KARDINAL, karena angka 1,2,3 dan seterusnya adalah KARDINAL. Sebagaimana diketahui bahwa 2adalah dua kali satu; 3adalah tiga kali 1.Ini berarti bahwa ukuran kardinal pada utiliti m enunjukkan pada suatuangka pasti yang dipakai dalam m engukur utiliti. Akan tetapi para ekonom merasakan bahwa tidak mungkin dalam analisnya membuat suatu anggapan yang pasti tentang tolak ukurutiliti, menurut mereka, sudah cukup memadai membuat ranking (urutan = order) tanpa menyebut suatu angka pasti. Sehingga analisis kepuasannya dinamakan analisis ORDINAL karena tanpa membuat ukuran pasti (cardinal) tetapi hanya membuat urutan (order) sebagaimana kesatu, ketiga dan seterusnya. Dalam hal ini tidak perlu diukur berapa besar kepuasan tetapi seberapa penting (berarti) antara urut-urutan yang ada.

Prilaku Produsen itu Apa Sih?

Prilaku produsen itu sendiri Adalah produsen yang mempunyai tujuan mem aksimumkan keuntungannya. Akan tetapi dalam perkembangannya produsen tidak harus memaksimumkan keuntungan.Ada produsen yang hanya menginginkan penjualan maksimum (sales maxim i-zation); adajuga yang menginginkan keuntungan secukupnya(satisfaction profit);ada yang bahkan tidak m encari keuntungan (non-profit m otive ).Dalam memutuskan tujuan perusahaan tentunya produsen dihadapkan pada banyak faktor yang antara lain apakah keuntungan tersebut untuk saat ini (present period) atau untuk masa yang akan dating (future period);
juga dihadapkan pada situasi yang pasti(certainty)atau situasi tidak pasti(uncertainty).
Banyak kendala (constraint) yang dihadapi oleh produsen antara lain kendala produksi
(output constraint) atau kendala biaya (cost constraint) serta kendala faktor produksi (input constrant).Untuk itu perlu dibahas lebih rinci tentang beberapa konsep dasar yang berkaitan
dengan perilaku produsen yang antara lain:
a. Fungsi Produksi
b. Fungsi Biaya
c. Fungsi Penghasilan
d. Fungsi Keuntungan

fungsi produksi
fungsi produksi didefinisikan sebagai teknis yang menjelaskan hubungan antara input dan output did ala proses produksi. Secara analitis produksi dibedakan antara produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang. Produksi jangka pendek terdiri dari input variable (kuantitas berubah apabila output berubah0 dan input tetap (kuantitas tetap walaupun output berubah), sedangkan produksi jangka panjang hanya terdiri dari input variable.
Model matematis yang menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan.
Fungsi Produksi Total (Total Product): TP
TP ↔ Q = f(L, K);  L = tenaga kerja,  K = Modal
n  Produksi rata-rata (Average Product): AP
APL = TP/L atau APK = TP/K
n  Produksi Marjinal (Marginal Product): MP
MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K 

OPTIMALISASI DALAM PRODUKSI
1.    Secara grafis keuntungan optimum dapat dilihat dari persinggungan antara kurva isocost dan isoquant.
2.    Secara matematis menggunakan dua cara yaitu:
3.    Memaksimumkan produksi (bila C, harga tenaga kerja dan diskonto modal diketahui
4.    Meminimumkan biaya (biaya Q, Ptk dan Pm diketahui)
5.    Syarat optimum produksi: MPtk/Ptk = MPm/Pm, untuk isoquant  sebagai fungsi tujuan
6.    Syarat optimum biaya; MCtk?Ptk = MCm/Pm untuk isocost sebagi fungsi tujuan

Least cost combination

Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih.