Senin, 16 November 2009

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah

Peranan bahasa Indonesia sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari Bahasa merupakan alat pemersatu komunikasi antara manusia. Namun dalam kesempatan ini membicarakan mengenai peranan bahasa indonesia dalam konsep ilmiah. dalam konsep ilmiah peranannya sangatlah penting untuk penulisan sebuah ilmiah mulai dari ejaan yang disempurnakan, pemakaian huruf, pemakaian huruf capital dan huruf miring,penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca. Dan ejaan yang benar. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis- menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Bahasa Indonesia sering digunakan dalam pembuatan penulisan ilmiah. Adapun arti dari penulisan ilmiah ialah merupakan suatu tulisan yang sifatnya benar atau sesuai dengan kenyataan yang ada dan biasanya berisi tentang suatu penerapan ilmu tertentu. penulisan ilmiah harus sesuai dengan metodologi Bagian-bagian penulisan ilmiah meliputi, kelengkapan awal, kelengkapan isi, dan kelengakapan akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan (jika ada), halaman persembahan, abstrak, (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau gambar (jika ada). Kelengkapan isi meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan, dan penututp. Kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, lampiran data, dan penulisan indeks. Didalam suatu penulisan ilmiah t erdapat beberapa pengutipan terhadap bebrapa pendapat ahli. Pada akhir suatu penulisan ilmiah harus disertakan sumber-sumber data yang diperoleh baik dari media cetak, internet, dan sebagainya. Sebagai kesimpulan.,yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten , sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang memiliki nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Konsep Penulisan Ilmiah
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis- menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
PEMAKAIAN HURUF
1. Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt,
Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
2. Huruf vokal: a, e, i, o, u.
3. Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf diftong: ai, au, ai.
5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.
PENULISAN HURUF KAPITAL
Huruf kapital dipakai sebagai berikut.
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti
4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
9. Huruf pertama nama geografi.
10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.
13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
15. Huruf pertama kata ganti Anda.
PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING
1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan
PEMAKAIAN TANDA BACA
A.Tanda titik dipakai :
1. Pada akhir kalimat;
2. Pada singkatan nama orang;
3. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan;
4. Pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum;
5. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dandaftar;
6. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu;
7. Untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan jangka waktu;
B.Tanda titik tidak dipakai :
1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah ;
2. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf–huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya,yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga–lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
3. Di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
C, Tanda koma dipakai :
1. Di antara unsur–unsur dalam suatu perincian dan pembilangan
2. Untuk memisahkan kalimat setara;
3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat;
4. Di belakang kata seru yang terdapat pada awal kalimat;
5. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat;
6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain;
7. Di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan;
8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya;
9. Di antara nama orang dan gelar akademik;
10. Di muka angka persepuluhan;
11. Untuk mengapit keterangan tambahan, atau keterangan aposisi.
D. Tanda titik koma dipakai :
1. Untuk memisahkan bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara;
2. Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
E. Tanda titik dua dipakai :
1. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian;
2. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian;
3. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
4. Kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan;
5. Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab – kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul suatu karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit).
F.Tanda hubung (-) dipakai :
1. Untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah karena pergantian baris;
2. Untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya;
3. Menyambung unsur–unsur kata ulang;
4. Menyambung huruf kata yang dieja;
5. Untuk memperjelas hubungan bagian–bagian ungkapan;
6. Untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan –an, singkatan huruf besar
dengan imbuhan atau kata;
7. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
G.Tanda pisah (–) dipakai :
1. Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
pelajaran(kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh
2. Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas (Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta).
3. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara nama
dua kota yang berarti ‘ke’ atau sampai (1945 – 1950 :Bandung – Jakarta).
H. Tanda elipsis (. . .) dipakai :
1. Untuk menggambarkan kalimat yang terputus : Misalnya : Kalau begitu … ya,
marilah kita berangkat.
2. Untuk menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan :
Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut.
I. Tanda petik (‘. . .’) dipakai :
1. Mengapit petikan langsung;
2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat;
3. Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal.
J. Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai :
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan lain, misalnya :
Tanya basri, “Kaudengar bunyi ‘kring – kring tadi’?
2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing,
misalnya : rate of inflation ‘laju inflasi’.
K.Tanda garis miring (/) dipakai :
1. Dalam penomoran kode surat,
misalnya : No. 7/ PK/ 1983 ;
2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat,
misalnya: mahasiswa / mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V / 6.
L. Tanda penyingkat atau apostrop (‘) dipakai :
Menunjukkan penghilangan bagian kata,
Misalnya : Amin ‘kan kusurati (‘kan =akan) Malam ‘lah tiba (‘lah=telah)
Sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar